Minggu, 15 November 2015

Tekanan kerja termodinamika

Proses-proses termodinamika

Di dalam termodinamika dikenal ada 5 proses yaitu :
  1. Proses pada tekanan konstan (isobarik)
  2. Proses pada volume konstan (isokhorik)
  3. Proses pada temperatur konstan (isotermal)
  4. Proses adiabatis reversibel (isentropi)
  5. Proses polytropis.
Sebelum kita membahas tentang kondisi pada masing-masing proses terlebih dahulu kita ingat kembali beberapa persamaan – persamaan yang berlaku seperti :
Persamaan gas ideal :
gas idealPerubahan energi dalam :
energi dalamPerubahan entalpi :
entalpiIndek isentropis atau rasio panas jenis tekanan konstan terhadap panas jenis volume konstan :
k
1. Proses tekanan konstan (isobarik)
Pada proses tekanan konstan, tekanan awal proses sama dengan tekanan akhir proses atau p1= p2 . Bila p = C maka dp = 0. Pada diagram p-V dapat digambar sebagai berikut.
gbr 1
Kerja akibat ekspansi atau kompresi gas pada tekanan konstan dapat dihitung sebagai berikut :
1Perubahan energi dalam pada proses isobarik dapat dihitung :
2Perubahan kalor pada proses isobarik dapat dihitung :
3
Dari persamaan gas ideal didapat :
4dan
5
Sehingga :
6
Entalpi pada proses isobar :
72. Proses volume konstan (isokhorik)
Pada proses isokhorik, volume awal akan sama dengan volume akhir gas atau V1 = V2. Bila V1 = V2 maka dV = 0.
Pada diagram p-V dapat digambar sebagai breikut :
gbr 2
Pada proses isokhorik atau volume konstan, tidak ada kerja yang diberikan atau dihasilkan sistem, karena volume awal dan akhir proses sama sehingga perubahan volume (dV) adalah 0. Pada proses isokhorik semua kalor yang diberikan diubah menjadi energi dalam sistem.
8Perubahan energi dalam pada proses isokhorik :
9Kalor pada proses isokhorik :
10Dimana dV = 0 sehingga dQ = dU = m.cv.(T2 – T1)
Entalpi pada proses isokhorik :
11
 3. Proses temperatur konstan (isotermal)
Pada proses isotermal, temperatur awal proses akan sama dengan temperatur akhir proses atau T1 = T2 . kondisi ini menyebabkan dT = 0 sehingga perubahan energi dalam sistem (dU) = 0.
gbr3
Kerja pada proses isotermal dapat dihitung :
12
Dari hukum gas ideal :
gas idealKarena T = konstan maka p.V = konstan (C). sehingga 13maka
14
m, R dan T konstan maka :
15
Didapat:
16
Perubahan energi dalam pada proses isotermal adalah 0 sehingga besar perubahan kalor akan sama dengan kerja pada proses isotermal.
17
Perubahan entalpi pada proses isotermal :
18
4. Proses Isentropis (adiabatis reversibel)
Proses adiabatis reversibel adalah proses termodinamika dimana tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem (adiabatis) dan proses ini mampu balik (reversibel) artinya tidak ada hambatan atau gesekan. Pada kenyataannya proses ini tidak ada di alam, tetapi penyederhaan yang demikian dapat mempermudah untuk menganalisa sistem. Pada p-V diagram dapat digambarkan sebagai berikut.
gbr4
Karena tidak ada kalor yang dapat masuk dan keluar dari sistem, maka tidak ada perubahan kalor atau dQ = 0. Sehingga kerja yang diberikan atau dilakukan oleh sistem akan mengubah energi dalam sistem. Proses ini berlangsung pada kondisi p.Vk = konstan. Dimana k adalah rasio panas jenis pada tekanan konstan dengan panas jenis pada volume konstan atau sering disebut juga sebagai index isentropis. Kerja pada proses adiabatis reversibel dapat dihitung sebagai berikut :
12Karena proses berlangsung pada kondisi p.Vk = C , maka:
p1sehingga :
p2
Perubahan energi dalam sistem adiabatis reversibel :
p3
Tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem sehingga :
p4
Entalpi pada proses adiabatis reversibel :
Entalpi proses adiabatis reversibel  adalah massa dikali panas jenis tekanan konstan dan dikali dengan delta temperatur. Dari mana asalnya coba turunin sendiri. Petunjuk dQ = 0 untuk proses ini.

5. Proses polytropis
Proses polytropis adalah proses termodinamika dengan index isentropis k = n dimana n > 1 atau p.Vn = C. Proses ini sama dengan proses adiabatis reversibel hanya dibedakan jika pada proses adiabatis, kalor tidak dapat keluar atau masuk ke sistem, tetapi pada proses ini kalor dapat berubah (dapat keluar – masuk sistem). p – V diagram untuk proses politropis sama dengan p-V diagram proses adiabatis.
Kerja pada proses politropis adalah sama dengan kerja pada proses adiabatis reversibel, hanya k diganti dengan n dimana n > 1.
12Karena proses berlangsung pada kondisi p.Vn = C , maka
poli1sehingga :
poli2
Perubahan energi dalam sistem politropis :
poli3
Perubahan kalor dalam sistem politropis :
poli4

Bila n pada proses politropis sama dengan 1 maka proses akan berjalan mengikuti proses isotermal, sedangkan bila besar harga n = k, maka proses akan berjalan berdasarkan proses adiabatis reversibel dan bila n sama dengan 0, maka harga vn akan sama dengan 1 sehingga proses akan mengikuti proses tekanan konstan.

Konversi sekala celcius, rankine dan faranheit

Rumus Konversi/Merubah Suhu Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin 
Perubahan Derajat Temperatur Panas Satuan Skala Suhu Fisika

Di dunia terdapat banyak standar satuan hitungan skala suhu, namun yang akan kita bahas lebih
lanjut rumusnya hanya yang paling banyak dipakai saja yaitu :
1. Celcius atau Selsius
2. Fahrenheit atau Farenheit
3. Reamur atau Rheamur
4. Kelvin (standar SI satuan internasional)
5. Rankine
6. Delisle
7. Newton
8. Romer
A. Rumus merubah celcius ke kelvin
    = Celcius + 273,15
B. Rumus merubah celcius ke rheamur
    = Celcius x 0,8
C. Rumus merubah reamur ke celcius
   = Rheamur x 1,25
D. Rumus merubah celcius ke fahrenheit
   = (Celcius x 1,8) + 32
E. Rumus merubah fahrenheit ke celcius
   = (Fahrenheit - 32) / 1,8
F. Rumus merubah rheamur ke farenheit
   = (Rheamur x 2,25) + 32
Yang perlu kita ketahui adalah perbandingan suhu antara celcius, reamur dan fahrenheit adalah 5: 4 : 9. Khusus untuk farenheit perlu ditambah 32 untuk perubahnnya. Perubahan lain bisa melakukan penyesuaian rumus di atas.
Tambahan :
- Satuan derajat temperatur suhu adalah dengan lambang derajat, yaitu pangkat nol setelah angka
suhu dan diikuti dengan jenis standarnya. Misalnya C untuk celcius, R untuk reamur dan F untuk
fahrenheit. Namun untuk Kelvin tidak membutuhkan pangkat nol setelah angka satuan suhu
Alat untuk mengukut temperatur suhu memiliki nama termometer. Termometer adalah tabung
kaca yang didalamnya terdapat cairan raksa atau alkohol. Semakin rendah suhu maka cairan
raksa maupun alkohol akan menciut dan mengembang jika suhu kian tinggi.
- Masalah suhu biasanya dipelajari pada mata pelajaran ipa fisika dan kimia.
Selain menggunakan fungsi convert untuk menghitung/konversi temperatur (suhu) di excel 2003,
maka kita bisa menghitung secara manual, adapun formula yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Rumus konversi suhu (temperatur) dari Kelvin ke Celsius, Fahrenheit,
Reamur,Rankine,Delisle,Newton, Rømer
Skala yang diinginkan Formula
Celsius °C = K 273,15
Fahrenheit °F = K × 1,8 459,67
Rankine °Ra = K × 1,8
Delisle °De = (373,15 K) × 1,5
Newton °N = (K 273,15) × 33/100
Réaumur °Ré = (K 273,15) × 0,8
Rømer °Rø = (K 273,15) × 21/40 + 7,5
Rumus konversi suhu dari Celsius ke kelvin, Fahrenheit, Reamur,Rankine,Delisle,Newton,
Rømer
Skala yang diinginkan Formula
kelvin K = °C + 273,15
Fahrenheit °F = °C × 1,8 + 32
Rankine °Ra = °C × 1,8 + 491,67
Delisle °De = (100 °C) × 1,5
Newton °N = °C × 33/100
Réaumur °Ré = °C × 0,8
Rømer °Rø = °C × 21/40 + 7,5
Dari Fahrenheit
Rumus konversi suhu dari Fahrenheit ke Celsius,Kelvin, Reamur,Rankine, Delisle,Newton,
Rømer
Skala yang
dinginkan
Formula
kelvin K = (°F + 459,67) / 1,8
Celsius °C = (°F 32) / 1,8
Rankine °Ra = °F + 459,67
Delisle °De = (212 °F) × 5/6
Newton °N = (°F 32) × 11/60
Réaumur °Ré = (°F 32) / 2,25
Rømer °Rø = (°F 32) × 7/24 + 7,5
Dari Rankine
Rumus konversi suhu dari Rankine ke Fahrenheit, Celsius,Kelvin, Reamur,, Delisle,Newton,
Rømer
Skala yang diinginkan Formula
kelvin K = °Ra / 1,8
Celsius °C = °Ra / 1,8 + 273,15
Fahrenheit °F = °Ra - 459,67
Delisle °De = (671,67 °Ra) × 5/6
Newton °N = (°Ra 491,67) × 11/60
Réaumur °Ré = (°Ra / 1,8 + 273,15) × 0,8
Rømer °Rø = (°Ra 491,67) × 7/24 + 7,5
Dari Delisle
Rumus konversi suhu dari Delisle ke Rankine, Fahrenheit, Celsius,Kelvin, Reamur,Newton,
Rømer
kelvin K = 373,15 °De × 2/3
Celsius °C = 100 °De × 2/3
Fahrenheit °F = 212 °De × 1,2
Rankine °Ra = 671,67 °De × 1,2
Newton °N = 33 °De × 0,22
Réaumur °Ré = 80 °De × 8/15
Rømer °Rø = 60 °De × 0,35
Dari Newton
Rumus konversi suhu dari Newton ke Delisle, Rankine, Fahrenheit, Celsius,Kelvin, Reamur,
Rømer
Skala yang diinginkan Formula
kelvin K = °N × 100/33 + 273,15
Celsius °C = °N × 100/33
Fahrenheit °F = °N x 60/11 + 32
Rankine °Ra = °N × 60/11 + 491,67
Delisle °De = (33 °N) × 50/11
Réaumur °Ré = °N × 80/33
Rømer °Rø = °N × 35/22 + 7,5
Dari Réaumur

S

Hukum termodinamika pertama

Hukum I Termodinamika

Gambar 1
Hukum I termodinamika merupakan salah satu dari hukum fisika yang berhubungan dengan kekekalan. Di dalam fisika kita mengenal bermacam – macam hukum kekekalan seperti hukum kekekalan energi, hukum kekekalan massa,hukum kekekalan momentum dll.

A. Pengertian Termodinamika
Sebelum membahas hukum–hukum Termodinamika terlebih dahulu kita harus tahu apa itu termodinamika. Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara usaha dan kalor. Di dalam termodinamika kita mengenal adanya sistem dan lingkungan. Dalam termodinamika sistem diarttikan sebagai kumpulan dari benda – benda atau objek yang diteliti atau menjadi pusat perhatian kita sedangkan lingkungan diartikan sebagai benda atau objek yang berada di luar sistem. Batas ialah perantara antara siitem dan lingkungan. Daerah tempat Sistem dan lingkungan berada disebut semesta.

B. Hukum I Termodinamika
Seperti yang telah disebutkan di atas, Hukum – hukum Termodinamika membahas tentang kekekalan energi antara 
sistem dan lingkungan. Ada dua
hukum dasar termodinamika, tetapi dalam artikel ini hanya akan dibahas hukum I Termodinamika.
Hukum I termodinamika menyatakan bahwa "Jumlah kalor pada suatu sistem adalah sama dengan perubahan energi di dalam sistem tersebut ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh sistem."
Hubungan antara kalor dan lingkungan dalam hukum I Termodinamika seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.
Energi dalam sistem adalah jumlah total semua energi molekul yang ada di dalam sistem. Apabila sistem melakukan usaha atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi dalam sistem akan naik. Sebaliknya energi dalam sistem akan berkurang jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan atau sistem memberi kalor pada lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan energi dalam pada sistem tertutup merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan sistem.

C. Rumus Hukum I Termodinamika
Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = ∆U + W atau ∆U = Q – W atau
Dimana :
∆U : Perubahan energi dalam sistem (J)
Q : Kalor yang diterima/dilepas sistem (J)
W : Usaha (J)

D. Perjanjian pada hukum I Termodinamika
Rumus hukum I Termodinamika digunakan dengan perjanjian sebagai berikut :
1. Usaha (W) bernilai positif (+) jika sistem melakukan usaha
2. Usaha (W) bernilai negatif (-) jika sistem menerima usaha
3. Q bernilai negatif jika sistem melepas kalor
4. Q bernilai positif jika sistem menerima kalor

tabel konversi stuan

Tabel Konversi Satuan

Acceleration
foot/second2, meter/second2, gal, galileo, inch/second2
  • 1 m/s2 = 3.28084 ft/s2 = 100 cm/s2 = 39.37 inch per second squared (inch/s2)
  • 1 ft/s2 = 0.3048 m/s2 = 30.48 cm/s2
  • 1 g = 9.80665 m/s2 = 32.17405 ft/s2
Angle
  • 1 circle = 360 degrees = 400 grades = 21600 minutes = 6.28318 radians = 12 signs
  • 1 circumference = 360 degrees = 6.28318 radians
  • 1 radian = 0.15915 circumference = 57.29578 degree = 3437.747 minute = 0.63662 quadrant = 0.15915 revolution = 206265 second
Area
acre, are, barn, sq.ft., sq.in., foot2, hectare, inch2, mile2, section, meter2, township, yard2, hectares
  • 1 m2 = 1550 in2 = 10.764 ft2 = 1.1968 yd2 = 3.861×10-7 mile2
  • 1 ft2 = 0.0929 m2 = 144 in2 = 0,1111 yd2 = 3.587×10-8 mile2
  • 1 in2 = 6.452 cm2 = 6.452×10-4 m2 = 6.944×10-3 ft2 = 7.716×10-4 yd2 = 2.491×10-10 mile2
  • 1 yd2 = 0.8361 m2 = 1,296 in2 = 9 ft2 = 0.3228×10-6 mile2
  • 1 mile2 = 2.590×106 m2 = 0.4015×1010 in2 = 2.788×107 ft2 = 3.098×106 yd2=640 Acres
  • 1 acre = 1/640 square mile = 0.404686 ha (Hectares) = 4,046.86 m2 = 43,560.174 Sq.Ft. (Int) = 43,560 Sq.Ft. (US Survey) = 4840 Sq.Yds. = 40.46873 are
  • 1 km2 = 102 ha2 = 106 m2 = 1010 cm2 = 1012 mm2
  • 1 ha (Hectare) = 104 m2 = 108 cm2 = 1010 mm2 = 2.471 Acres
  • 1 cm2 = 10-4 m2 = 0.155 in2
  • 1 mm2 = 1.55×10-3in2
  • 1 township = 36 square mile = 23040 acre = 36 section = 9.323957 107 m2 = 9324 hectare = 93.24 square kilometer
  • 1 section = 1 square mile = 2.59 106 m2 = 2.59 square kilometer = 259 hectare = 3.0976 106 square yards = 640 acre =
  • 1 are = 0.024711 acre (Int) = 1 sq dekameter = 1076.39 sq foot = 100 sq meter = 3.86102×10-5 sq mile = 119.599 sq yard
  • 1 barn = 1×10-24 sq cm
  • 1 centiare = 0.01 are = 10.764 sq foot = 1550 sq inch = 1 sq meter = 1.19599 sq yard
  • 1 circular mil = 1×10-6 circular inch = 5.06707×10-6 sq cm = 7.85398×10-7 sq inch = 0.000507 sq mm = 0.7854 sq mill
  • 1 hectare = 2.471 acre 0 100 are = 1×108 sq cm = 107639.1 sq foot = 10000 sq meter = 0.00386 sq mile = 395.367 sq rod
Capacitance
  • 1 abfarad = 1×109 farad = 1×1015 microfarad = 8.98755×1020 statfarad
  • 1 farad = 1×10-9 abfarad = 1.00049 farads (Ínt) = 1×106 microfarad = 8.98755×1011 statfarad
Conductance
  • 1 abmho = 1000 megamho = 1×109 mho = 8.98755×1020 statmho
Current
  • 1 abampere = 10 ampere = 1.03638×10-4 faraday/sec(chem) = 2.99792×1010 statampere = 1 biot
  • 1 ampere = 0.1 abampere = 1.00015 ampere (Int) = 1 coulomb/sec = 1.03638×10-5 faraday/sec (chem) 1×106 microampere = 1000 milliampere = 2.99792×109 statampere
  • 1 ampere (Int) = 0.99985 ampere
  • 1 biot = 10 ampere
Density
kg/cubic meter, gram/centimeter3, lmb/cubic inch, lbm/cubic foot, slug/cubic foot, kilogram/cubic meter, lbm/gallon (US liq)
  • Density Water 1,000 kg/m3 = 62.43 Lbs./Cu.Ft = 8.33 Lbs./Gal. = 0.1337 Cu.Ft./Gal.
  • 1 lb/ft3 = 16.018 kg/m3 = 0.016 g/cm3 = 0.00926 oz/in3 = 2.57 oz/gal (Imperial) = 2.139 oz/gal (U.S.) = 0.0005787 lb/in3 = 27 lb/yd3 = 0.161 lb/gal (Imperial) = 0.134 lb/gal (U.S) = 0.0121 ton/yd3
  • 1 slug/ft3 = 515.379 kg/m3
  • 1 kg/l = 62.43 lb/ft3
  • 1 kg/m3 = 0.001 g/cm3 = 0.0005780 oz/in3 = 0.16036 oz/gal (Imperial) = 0.1335 oz/gal (U.S.) = 0.0624 lb/ft3 = 0.000036127 lb/in3 = 1.6856 lb/yd3 = 0.010022 lb/gal (Imperial) = 0.008345 lb/gal (U.S) = 0.0007525 ton/yd3
Electric Charge
  • 1 abcoulomb = 0.00278 ampere-hour = 10 coulomb = 6.24151×1019 electronic charge = 1.03632×10-4 faraday (chem) = 2.99792×1010 statcoulomb
  • 1 ampere hour = 360 abcoulomb = 3600 coulomb = 0.03731 faraday (chem)
  • 1 coulomb = 0.1 abcoulomb = 0.000278 ampere hour = 1 ampere second = 1.00015002 coulomb (Int) = 1.0363×10-5 faraday (chem) = 1.0360×10-5 faraday (phys) = 2.9979×109 statcoulomb
Electromotive Force, Voltage Difference
  • abvolt = 0.01 microvolt = 1×10-5 millivolt = 1×10-8 volt
Energy
British Thermal Unit (Btu), calorie, joule, kilojoule, electron volt, erg, foot lbf, foot poundal, kilocalorie, kilowatt hour, watt hour,
  • 1 J (Joule) = 0,1020 kpm = 2.778×10-7 kWh = 2.389×10-4 kcal = 0.7376 ft lbf = 1 (kg m2)/s2 = 1 watt second = 1 Nm = 1 ft lb = 9.478×10-4 Btu
  • 1 kpm = 9.80665 J = 2.724×10-6 kWh = 2.342×10-3 kcal = 7.233 ft lbf = 9.295×10-3 Btu
  • 1 kWh = 3.6×106 J = 3.671×105 kpm = 859.9 kcal = 2.656×106 ft lbf = 3.412×103 Btu
  • 1 kJ = 1 kNm = 1kWs = 103 J = 0.947813 Btu = 737.6 ft lbf = 0.23884 kcal
  • 1 Btu (British thermal unit) = 1,055.06 J = 107.6 kpm = 2.92875×10-4 kWh = 251.996 calorie = 0.252 kcal = 777.649 ft lbf = 1.0544×1010 erg = 0.293 watt hour = 0.999331 Btu (Int Steam Tab) = 0.998560 Btu (mean) = 25020.1 foot-poundal = 107.514 kg force meter = 1.0751×107 gram-force cm = 0.000393 hp-hour = 10.456 liter atm = 1054.35 wattsecond
  • 1 cal = 4.186 J
  • 1 kcal = 4186,8 J = 426,9 kp m = 1.163×10-3 kWh = 3.088 ft lbf = 3.9683 Btu = 1,000 cal
  • 1 ft lbf (foot pound force) = 1.3558 J = 0.1383 kp m = 3.766×10-7 kWh = 3.238×10-4 kcal = 1.285×10-3 Btu
  • 1 hp h (horse power hour) = 2.6846×106 J = 0.7457 kWh
  • 1 erg = 1 (g cm2)/s2 = 10-7 J
  • 1 eV = 1.602×10-19 J
  • 1 Q = 1018 Btu = 1.055×1021 J
  • 1 Quad = 1015 Btu
  • 1 Therm = 100,000 Btu
  • 1 kg m = 7.233 ft lb = 0.00929 Btu = 9.806 Joule
Energy per unit mass
  • 1 kJ/kg = 1 J/g = 0.4299 Btu/ lbm = 0.23884 kcal/kg
Flow – see Volume flow
Force
dyne, kilogram force (kgf), kilopound force, kip, lbf (pound force), ounce force (avoirdupois), poundal, newton
  • 1 N (Newton) = 0.1020 kp = 7.233 pdl = 7.233/32.174 lbf = 0.2248 lbf = 1 (kg m)/s2 = 105 dyne = 1/9.80665 kgf
  • 1 lbf (Pound force) = 4.44822 N = 0.4536 kp = 32.17 pdl = 4.448×105 dyn
  • 1 dyn = 1 (g cm)/s2
  • 1 kg has a weight of 1 kp
  • 1 kp (Kilopond) = 9.80665 N = 2.205 lbf = 70.93 pdl
  • 1 pdl (Poundal) = 0.13826 N = 0.01409 kp = 0.03108 lbf
Frequency
  • 1 hertz = 1 cycle/sec
Heat flow rate
  • 1 Btu/sec = 1,055.1 W
  • 1 kW (kJ/s) = 102.0 kpm/s = 859.9 kcal/h = 3,413 Btu/h = 1.360 hk = 1.341 hp = 738 ft lb/s = 1,000 J/s = 3.6×106 J/h
  • 1 kpm/s = 9.8067×10-3 kW = 8.432 kcal/h = 32.47 Btu/h = 0.01333 hk = 0.01316 hp = 7.237 ft lb/s
  • 1 kcal/h = 1.163×10-3 kW = 0.1186 kpm/s = 3.969 Btu/h = 1.582×10-3 hk = 1.560×10-3 hp = 0.8583 ft lb/s
  • 1 Btu/h = 2.931×10-4 kW = 0.0299 kpm/s = 0.252 kcal/h = 3.986×10-4 hk = 3.939×10-4 hp = 0.2163 ft lb/s
  • 1 kcal/h = 1.16×10-3 kW
  • 1 hk (metric horse power) = 0.735499 kW = 75.00 kpm/s = 632.5 kcal/h = 2,510 Btu/h = 0.9863 hp = 542.8 ft lb/s
  • 1 hp = 0.74570 kW = 76.04 kpm/s = 641.2 kcal/h = 2,545 Btu/h = 1.014 hk = 550.3 ft lb/s
  • 1 ft lb/s = 1.35501 kW = 0.1382 kpm/s = 1.165 kcal/h = 4.625 Btu/h = 1.843×10-3 hk = 1.817×10-3 hp
Heat flux
  • 1 Btu/ft2 = 2.713 kcal/m2 = 2.043×104 J/m2K
  • 1 Btu/ ft2 h = 3.1525 W/m2
  • 1 Btu/ft2 oF = 4.88 kcal/m2K = 2.043×104 J/m2K
  • 1 kcal/m2 = 0.369 Btu/ft2
  • 1 kcal/m2K = 0.205 Btu/ft2oF
Heat generation per unit volume
  • 1 Btu/ft3 = 8.9 kcal/m3 = 3.73×104 J/m3
  • 1 Btu/ft3 h = 10.343 W/m3
  • 1 kcal/m3 = 0.112 Btu/ft3
Heat generation per unit mass
  • 1 Btu/lb = 0.556 kcal/kg = 2,326 J/kg
  • 1 kcal/kg = 1.800 Btu/lb
Heat transfer coefficient
  • 1 Btu/ft2 h oF = 5.678 W/m2 K = 4.882 kcal/h m2 oC
  • 1 W/m2K = 0.85984 kcal/h m2 oC = 0.1761 Btu/ ft2 h oF
  • 1 kcal/h m2 oC = 1.163 W/m2K = 0.205 Btu/ ft2 h oF
Hydraulic Gradients
  • 1 ftH2O/100 ft = 0.44 psi/100 ft = 9.8 kPa/100 m = 1000 mmH2O/100 m
  • 1 psi/100 ft = 2.3 ftH2O/100 ft = 2288 mmH2O/100 ft = 22.46 kPa/100 m
Inductance
  • abhenry = 1×10-9 henry
  • nery = 1×109 abhenry = 0.9995 henry (Int) = 1000 millihenry = 1.113×10-12 stathenry
Information Storage
  • 1 bit = 0.125 byte (computers)
  • 1 byte = 8 bit
Length
feet, meters, centimeters, kilometers, miles, furlongs, yards, micrometers, inches,angstrom, cubit, fathom, foot, hand, league, light year, micron, mil, nautical mile, rod,
  • 1 m (meter) = 3.2808 ft = 39.37 in = 1.0936 yd = 6.214×10-4 mile
  • 1 km = 0.6214 mile = 3281 ft = 1094 yds
  • 1 in (inch) = 25.4 mm = 2.54 cm = 0.0254 m = 0.08333 ft = 0.02778 yd = 1.578×10-5 mile
  • 1 ft (foot) = 0.3048 m = 12 in = 0.3333 yd = 1.894×10-4 mile = 30.48 cm = 304.8 mm
  • 1 mm = 10-3 m
  • 1 cm = 10-2 m = 0.3937 in = 0.0328 ft = 1×108 Aangstrom = 0.03281 foot = 0.0984 hand (horses) = 0.3937 inch = 1×10-5 kilometer = 0.0497 link (Gunter) = 0.0328 (Ramden)  = 1000 micrometer = 1000 micron = 5.3996×10-6 mile (naut) = 6.2137×10-6 mile (US statute) = 10 millimeter = 1×107 millimicron = 393.7 mil = 2.371 picas (printers) 28.4528 point (printers) = 0.00199 rod (US Survey) = 0.01094 yard
  • 1 mm = 0.03937 in
  • 1 Aangstrom = 10-10 m = 1×10-8 cm = 3.937×10-9 inch = 1×10-4 micrometer = 0.0001 micron = 0.1 millimicron
  • 1 mile = 1.6093 km = 1,609.3 m = 63,346 in = 5,280 ft = 1,760 yd
  • 1 mil (Norway and Sweden) = 10 kilometres
  • 1 nm (nautical mile, sea mile) = 1,852 metres = 1.151 mile = 6076.1 feet = 0.016667 degree of latitude
  • 1 yd (yard) = 0.9144 m = 36 in = 3 ft = 5.682×10-4 mile
  • 1 Furlong = 660 feet = 40 rods = 1/8 mile
  • 1 rod = 5.5 yards
  • 1 land league = 3 miles
  • 1 Fathom = 6 feet = 1.828804 meters
  • 1 astronomical unit = 1.496×108 kilometer
  • 1 cable (UK) = 0.00167 degree latitude = 185.37 meter
  • 1 cable length (US Survey) = 120 fathom (US Survey) = 720 foot (US Survey) = 219.456 meter
  • 1 caliber = 0.01 inch = 0.254 mm
  • 1 chain (Gunter or US Survey) = 2011.7 centimeter = 66.00013 foot = 66 foot (US Survey) = 0.1 Furlong (US Survey) = 792 inch (US Survey) = 100 link (Gunter) = 66.00013 link (Ramden) = 20.117 meter = 0.0125 mile (US statute) = 4 rod (US Survey) = 22 yard (US Survey)
  • 1 light year = 63241.08 astronomical unit = 9.46073×1012 kilometer = 5.8786×1012 mile (US statute) = 0.306601 parsec
Luminous Emittance (Illuminance)
  • 1 lumen/sq ft = 1 foot candle = 1×104 lux = 1 phot
  • 1 lux = 0.0929 foot candle = 1 lumen /sq meter = 0.0001 phot
Luminous Flux
  • 1 candle power = 12.566 lumen
  • 1 lumen = 1 candela steradian = 0.07958 candle power (spherical) = 0.0015 watt
Luminous Intensity
  • 1 candela = 1.091 hefner candle (Germ) = 1 lumen/steradian
Magnetic Flux Density
  • 1 gamma flux = 1×10-5 gauss =  1 x10-6 gram = 1 microgram = 1×10-9 tesla
  • 1 gauss = 0.9997 gauss (Int) = 1×105 gamma = 1 gilbert/cm = 1 maxwell/sq cm = 1 line/sq cm = 6.4516 line/sq inch = 1×10-4 tesla  = 1×10-8 weber/sq cm = 6.452×10-8 weber/sq inch = 1×10-4 weber/sq meter
Magnitude of a Physical Quantity (Power or intensity relative to a specified or implied reference level)
  • 1 bel = 10 decibel
  • 1 decibel = 0.1 bel
Mass, Weight
pounds, kilograms, grams, ounces, grains, tons (long), tons (short), tons (metric), carat, grain, ounce mass, pound mass (lbm), slug, tonne
  • 1 kg = 1,000 gram = 2.2046 lb = 6.8521×10-2 slug
  • 1 lb = 16 oz = 0.4536 kg = 453.6 g = 7000 grains = 0.03108 slug
  • 1 slug = 14.594 kg = 32.174 lbm
  • 1 grain = 0.000143 lb = 0.0648 g
  • 1 g = 15.43 grains = 0.0353 oz = 0.002205 lb
  • 1 qt = 0.9464 liters
  • 1 metric ton (or tonne) = 1 tonne métrique = 1000 kg = 106 g = 109 mg = 0.907 short tons
  • 1 short ton = 2000 lbs = 907.18474  kg
  • 1 long ton = 2240 pounds = 1,016.0469088 kg
  • 1 oz (ounce) = 28.35 g = 437.5 grains = 0.0625 lb = 0.0000279 long ton (UK) = 0.00003125 long ton (US) = 0.000558 long hundredweight (UK) = 0.000625 long hundredweight (US) = 0.004464 stone = 16 dram
  • 1 troy pound = 12 troy ounces
  • 1 scruple = 20 grains
  • 1 dram = 3 scruples
  • 1 apothecary ounce = 8 drams
  • 1 apothecary pound = 12 apothecary ounces
  • 1 pennyweight = 24 grains
  • 1 Gal. H2O = 8.33 Lbs. H2O
  • 1 cental (US) = 45.359 kilogram = 100 pound
  • 1 carat (metric) = 3.0865 grain = 0.2 gram = 200 milligram
  • 1 hectogram = 100 gram = 0.26769 pound (apoth or troy) = 0.2205 pound (avdp)
  • Density, Specific Weight and Specific Gravity – An introduction and definition of density, specific weight and specific gravity. Formulas with examples.
Mass flow rate
  • 1 lb/h = 1.26×10-4 kg/s
  • 1 lb/s = 0.4536 kg/s
  • 1 lb/min = 7.56×10-3 kg/s = 27.216 kg/s
  • 1 kg/s = 3,600 kg/h = 132.28 lb/min
  • 1 kg/h = 2.778×10-4 kg/s = 3.67×10-2 lb/min
Moment of Inertia
  • 1 kg m2 = 10000 kg cm2 = 54675 ounce in2 = 3417.2 lb in2 = 23.73 lb ft2
Power
horsepower, kilowatt, watt,btu/second, calorie/second, foot lbf/second, kilocalorie/second
  • 1 W = 1 kg m2/s3 = 1 Nm/s = 1 J/s
  • 1 kW = 1,000 Watts = 3,412 Btu/h = 737.6/550 British hp = 1.341 British hp = 103/9.80665 kgf m/s = 737.6 ft lbf/s = 103/(9.80665 75) metric hp
  • 1 hp (English horse power) = 745.7 W = 0.746 kW = 550 ft lb/s = 2,545 Btu/h = 33.000 ft lb/m = 1.0139 metric horse power ~= 1.0 KVA
  • 1 horsepower (mech) = 2542.47 Btu (mean)/hr = 42.375 Btu (mean)/min = 0.7062 Btu (mean)/sec = 6.416×105 calorie/hr (termo) = 6.412×105 calorie (IST)/hr = 6.4069×105 calorie(mean)/hr = 10694 calorie/min (thermo) = 10686 calorie (IST)/min = 10678 calorie (mean)/min = 10.686 calorie, kg/min (IST) = 7.457×109 erg/sec = 1980000 foot pound-force/hr = 33000 foot pound-force/min = 550 foot pound-force/sec = 0.076 horsepower (boiler) = 0.9996 horsepower (electric) = 1.0139 horsepower (metric) = 745.7 joule/sec = 0.7457 kilowatt = 0.7456 kilowatt (Int) = 0.212 ton of refrigeration = 745.7 watt
  • 1 horsepower (boiler) = 33445.6 Btu (mean)/hr = 140671.6 calorie/min (thermo) = 140469.4 calorie (mean)/min = 140742.3 calorie (20oC)/min 9.8095×1010 erg/sec = 434107 foot-pound-force/min = 13.1548 horsepower (mech) = 13.1495 horsepower (electric) = 13.3372 horsepower (metric) = 13.1487 horsepower (water) = 9809.5 joule/sec = 9.8095 kilowatt
  • 1 horsepower (electric) =  2547.16 Btu/hr (thermo) = 2545.46  Btu (IST)/hr = 2543.49 Btu (mean)/hr = 178.298 calorie/sec (thermo) = 641.87 calorie, kg/hr (thermo) = 7.46×109 erg/sec = 33013 foot pound-force/min = 550.2 foot pound-force/sec = 1.0004 horsepower (mech) = 0.07605 horsepower (boiler) = 1.01428 horsepower (metric) = 0.99994 horsepower (water) = 746 joule/sec = 0.746 kilowatt = 746 watt
  • 1 horsepower (metric) = 2511.3 Btu/hr (thermo) = 2509.6 Btu (IST)/hr = 2507.7 Btu (mean)/hr = 6.328×105 calorie/hr (thermo) = 6.324×105 calorie (IST)/hr = 6.319×105 calorie (mean)/hr = 7.35×109 ergs/sec = 32548.6 foot pound-force/min = 542.476 foot pound-force/sec = 0.9863 horsepower (mech) = 0.07498 horsepower (boiler) = 0.9859 horsepower (electric) = 0.98587 horsepower (water) = 75 kg-force meter/sec (kg m/s) = 0.7355 kilowatt =   735.499 W = 75 kg m/s
  • 1 horsepower (water) = 33015 foot pound-force/min = 1.00046 horsepower (mech) = 0.07605 horsepower (boiler) = 1.00006 horsepower (electric) = 1.01434 horsepower (metric) = 0.746043 kilowatt
  • 1 refrigeration Ton = 12,000 Btu/h cooling = 3.516 kW = 3,025.9 k Calories/h
  • 1 cooling tower Ton = 15,000 Btu/h = 3,782 k Calories/h
  • 1 ft lb/s = 1.3558 W
  • 1 Btu/s = 1055.1 W
  • 1 Btu/h = 1 Btuh = 0.293 W = 0.001 MBH
  • 1 cheval vapeur (French) = 0.98632 horsepower
Power per unit area
  • 1 W/m2 = 0.3170 Btu/(h ft2) = 0.85984 kcal/(h m2)
Pressure
atmosphere, centimeters of mercury, foot of water, bar, barye, centimeter of water, dyne/centimeter2, inch of mercury, inch of water, kgf/centimeter2, kgf/meter2, lbf/foot2, lbf/inch2 (psi), millibar, millimeter of mercury, pascal, torr, newton/meter2
  • Standard Atmospheric Pressure 1 atm = 101.325 kN/m2 = 1.01325 bar = 101.325 kPa = 14.7 psia = 0 psig = 29.92 in Hg = 760 torr = 33.95 Ft.H2O = 407.2 In.W.G (Water Gauge) = 2116.8 Lbs./Sq.Ft.
  • 1 N/m2 = 1 Pa = 1.4504×10-4 lb/in2 = 1×10-5 bar = 4.03×10-3 in water = 0.336×10-3 ft water = 0.1024 mm water = 0.295×10-3 in mercury = 7.55×10-3 mm mercury = 0.1024 kg/m2 = 0.993×10-5 atm
  • 1 Pa = 10-6 N/mm2 = 10-5 bar = 0.1020 kp/m2 = 1.02×10-4 m H2O = 9.869×10-6 atm = 1.45×10-4 psi (lbf/in2)
  • 1 N/mm2 = 106 Pa = 10 bar = 1.020×105 kp/m2 = 102.0 m H2O = 9.869 atm = 145.0 psi (lbf/in2)
  • 1 mmHg = 1 torr = 0.01934 lb/in2
  • 1 atm = 101,325 Pa (N/m2) = 1.013×102 kN/m2 = 1.033×104 kp/m2 = 1.033 kp/cm2 = 1.013 bar = 14.696 psi (lb/in2) = 407.1 in H2O at 62 0F (16.7 oC) = 33.9 ft H2O at 62 0F (16.7 oC) = 10.33 m H2O at 62 0F (16.7 oC) = 29.92 in mercury at 62 0F (16.7 oC) = 760 mm mercury at 62 0F (16.7 oC) = 760 torr
  • 1 bar = 1×105 Pa (N/m2) = 0.1 N/mm2 = 10,197 kp/m2 = 10.20 m H2O = 0.98692 atm = 14.5038 psi (lbf/in2) = 1×106 dyne/sq cm = 750 mmHg = 1×106 barye (French) = 75.0062 cm Hg (0oC) = 33.4883 ft H2O (60oF) = 1019.72 gram-force/sq cm = 29.530 in Hg (32oF) = 1.01972 kg-force/sq cm = 1000 millibar = 2088.54 pound-force/sq foot
  • 1 kp/m2 = 9.81 Pa (N/m2) = 9.807×10-6 N/mm2 = 10-3 m H2O = 1 mm H2O = 0.9681×10-4 atm = 1.422×10-3 psi (lb/in2) = 0.0394 in H2O = 0.0736 mm mercury
  • 1 psi (lb/in2) = 144 psf (lbf/ft2) = 6,894.8 Pa (N/m2) = 6.895×10-3 N/mm2 = 6.895×10-2 bar = 27.71 in H2O at 62oF (16.7oC) = 703.1 mm H2O at 62oF (16.7oC) = 2.0416 in mercury at 62oF (16.7oC) = 51.8 mm mercury at 62oF (16.7oC) = 703.6 kg/m2 = 0.06895 atm = 2.307 Ft. H2O = 16 ounces
  • 1 psf (lbf/ft2) = 47.88 N/m2 (Pa) = 0.006944 lbf/in2 (psi)
  • 1 dyn/cm2 = 145.04×10-7 lbf/in2
  • 1 in mercury (Hg) = 3,376.8 N/m2= 0.49 lb/in2 = 12.8 in water
  • 1 Ounce = 1.73 In.W.C.
  • 1 Ft.H2O = 0.4335 psi = 62.43 Lbs./Sq.Ft.
  • 1 in water = 248.8 N/m2= 0.0361 lb/in2 = 25.4 kg/m2 = 0.0739 in mercury
  • 1 m H2O = 9806.7 Pa = 9.807×10-3 N/mm2 = 0.0987 bar = 1,000 kp/m2 = 0.09678 atm = 1.422 psi (lbf/in2)
  • 1 mm water = 9.81 Pa (N/m2) = 1 kg/m2 = 0.0736 mm mercury = 0.9677×10-4 atm
  • 1 mm mercury = 0.0193 lb/in2 = 133 N/m2 = 12.8 mm water
  • 1 barye (French) = 1.0 dyne/sq cm = 0.10 newton/sq meter = 0.10 Pascal
Note! When using pressure units based on liquid columns (like mm Water, in Water, mm Hg …) – be aware that densities of liquids varies with temperature. For more exact conversions consult temperature density sources for the actual liquids.
Radioactivity
  • 1 becquerel = 2.7027×10-11 curie = 1 disintegration/sec
Resistance, Electrical
  • 1 abohm = 1×10-15 megohm = 0.001 microohm = 1×10-9 ohm
Rotation
revolutions,
  • 1 r/min (rpm) = 0.01667 r/s = 0.105 rad/s
  • 1 r/s = 60 r/min = 6.28 rad/s
  • 1 rad/s = 9.55 r/min (rpm) = 0.159 r/s (rps)
Specific energy, enthalpy, entropy
  • 1 Btu/lbm = 2,326.1 J/kg = 0.55556 kcal/kg = 778.2 ft lbf / lbm = 3.9 10-4 hp hr / lbm = 5.4 lbf/in2 / lbm/ft3 = 0.237 kp m / g = 5.56 10-4 kcal/g = 2.326 kJ/kg
  • 1 J/kg = 4.299×10-4 Btu/lbm = 2.388×10-4 kcal/kg
  • 1 kcal/kg = 1.80 Btu/lbm = 4,187 J/kg
Specific heat capacity
  • 1 J/(kg K) = 2.389×10-4 kcal/(kg oC) = 2.389×10-4 Btu/(lbm oF)
  • 1 kJ/(kg K) = 0.2389 kcal/(kg oC) = 0.2389 Btu/(lbm oF)
  • 1 Btu/(lbm oF) = 4,186.8 J/ (kg K) = 1 kcal/(kg oC)
  • 1 kcal/(kg oC) = 4,186.8 J/ (kg K) = 1 Btu/(lbm oF)
Specific Volume
  • 1 m3/kg = 16.02 ft3/lbm = 27680 in3/lbm = 119.8 US gal/lbm = 1000 liter/kg
  • 1 liter/kg = 0.016 ft3/lbm = 27.7 in3/lbm = 0.12 US gal/lbm = 0.001 m3/kg
  • 1 ft3/lbm = 1728 in3/lbm = 7.48 US gal/lbm = 62.43 liter/kg = 0.062 m3/kg
  • 1 in3/lbm = 0.00058 ft3/lbm = 0.0043 US gal/lbm = 0.036 liter/kg = 0.000036 m3/kg
  • 1 US gal/lbm = 0.134 ft3/lbm = 231 in3/lbm = 8.35 liter/kg = 0.0083 m3/kg
Temperature
celsius, rankine, kelvin, centigrade, fahrenheit,
  • 1 oC = 1.8 oF
  • 1 oF = 0.555 oC
  • 0 oC corresponds to 32 oF, 273.16 K and 491.69 R
  • 1 oR = 5/9 K
  • T(oF) = [T(oC)](9/5) + 32
  • T(oF) = [T(K) – 273.15](9/5) + 32
  • T(oC) = 5/9[T(oF) – 32]
Thermal Conductivity
  • 1 W/(m K) = 0.85984 kcal/(h m oC) = 0.5779 Btu/(ft h oF)
  • 1 Btu/(ft h oF) = 1.731 W/(m K) = 1.488 kcal/(h m oC)
  • 1 kcal/(h m oC) = 1.163 W/(m K) = 0.6720 Btu/(ft h oF)
Thermal Diffusivity
  • 1 ft2 /s = 0.0929 m2/s
  • 1 ft2 /h = 2.581×10-5 m2/s
Thermal resistance
  • 1 (h oF)/Btu = 1.8958 K/W
Time
year, month, day, hour, minute, second, millisecond
  • 1 h = 3600 s = 60 min
  • 1 ms (millisecond) = 10-3 s
  • 1 μs (microsecond) = 10-6 s
  • 1 ns (nanosecond) = 10-9 s
  • 1 day (mean solar) = 1.0027379 day (sidereal) = 24 hour (mean solar) = 24.06571 hour (sidereal) = 0.0027397 year (calendar) = 0.002738 year (sidereal) = 0.002738 year (tropical)
Torque, Moment
foot-pound torque, newton-meter
  • 1 ft lb = 1.356 Nm
Velocity, Speed
foot/second, inch/second, meter/second, kilometer/hour, knot, mile/hour,nautical mile per hour
  • 1 ft/s = 0.3048 m/s
  • 1 ft/min = 5.08×10-3 m/s = 0.0183 km/h = 0.0114 mph
  • 1 mph = 0.44703 m/s = 1.609 km/h = 88 ft/min = 5280 ft/hr = 1.467 Ft./sec. = 0.8684 knots
  • 1 m/s = 3.6 km/h = 196.85 ft/min = 2.237 mph
  • 1 km/h = 0.2778 m/s = 54.68 ft/min = 0.6214 mph = 0.5396 knot
  • 1 knot (nautical mile per hour) = 0.514444444 m/s = 1.852 kilometers per hour = 1.1515 miles per hour= 1 nautical miles per hour
  • 1 League = 3.0 Miles
  • 1 cm/sec = 1.9685 foot/min = 0.0328 foot/sec = 0.036 km/hr = 0.0194 knots (Int) = 0.6 meter/min = 0.02237 mile/hr = 0.000373 mile/min
Viscosity Dynamic
  • 1 lb/(ft s) = 1.4879 Pa s = 14.88 P = 1,488 cP = 0.1517 kp s/m2
  • 1 cP (Centipoise) = 10-3 Pa s = 0.01 Poise = 1.020×10-4 kp s/m2 = 6.721×10-4 lb/(ft s) = 0.00100 (N s)/m2 = 0.01 gram/(cm sec) = 2.4191 lb/(ft hr)
  • 1 kg/(m s ) = 1 (N s)/m2 = 0.6720 lbm/(ft s) = 10 Poise
  • 1 P (Poise) = 0.1 Pa s = 100 cP = 1.020×10-2 kp s/m2 = 6.721×10-2 lb/(ft s) = 0.1 kg/ms
  • 1 Pa s (N s/m2) = 10 P (Poise) = 103 cP = 0.1020 kp s/m2 = 0.6721 lb/(ft s)
  • 1 kp s/m2 = 9.80665 Pa s = 98.07 P = 9,807 cP = 6.591 lb/(ft s)
  • 1 reyns = 1 1bf s/in2 = 6894.76 Pa s
  • Dynamic, Absolute and Kinematic Viscosity – An introduction to dynamic, absolute and kinematic viscosity and how to convert between CentiStokes (cSt), CentiPoises (cP), Saybolt Universal Seconds (SSU) and degree Engler.
Viscosity Kinematic
  • 1 ft2/s = 0.0929 m2/s
  • 1 ft2/ h = 2.581×10-5m2/s
  • 1 St (Stokes) = 1×10-4 m2/s = 100 cSt = 1.076×10-3 ft2/s
  • 1 m2/s = 104 St = 106 cSt = 10.764 ft2/s= 38750 ft2/h
  • 1 cSt (Centistoke) = 10-6 m2/s = 0.01 Stokes = 1.076×10-5 ft2/s = 1 square mm/sec
Volume
barrel, gallon, cubic centimeter (cm3), cubic feet (foot3), cubic inch (inch3), cubic meter (meter3), cubic yard (yard3), quarts, liters, acre foot, board foot, bushel, cord, cup, dram, fluid ounce, peck, pint, quart, tablespoon, teaspoon,
  • 1 ft3 = 0.02832 m3= 28.32 dm3 = 0.03704 yd3 = 6.229 Imp. gal (UK) = 7.481 gal (US) = 1,728 cu inch = 2.296×10-5 acre foot = 12 board foot (timber) = 0.7786 bushel (UK) = 0.8036 bushel (US, dry) = 0.00781 cord (firewood) = 0.0625 cord foot (timber) = 28316.8 cu centimeter = 6.42851 gallon (US, dry) = 7.48052 gallon (US, liq) = 28.3168 liter = 996.614 ounce (UK, liq) = 957.506 ounce (US, liq) = 51.4281 pint (US, dry) = 59.84442 pint (US, liq) = 25.714 quart (US, dry) = 29.922 quart (US, liq)
  • 1 in3 = 1.6387×10-5 m3 = 1.639×10-2 dm3 (liter) = 16.39 cm3 = 16390 mm3 = 0.000579 ft3
  • 1 Gallon (U.S.) = 3.785×10-3 m3 = 3.785 dm3 (liter) = 231 in3 = 0.13368 ft3 = 4.951×10-3 yd3 = 0.8327 Imp. gal (UK) = 4 Quarts = 8 Pints
  • 1 Imp. gallon (UK) = 4.546×10-3 m3 = 4.546 dm3 = 0.1605 ft3 = 5.946×10-3 yd3 = 1.201 gal (US)
  • 1 dm3 (Liter) = 10-3 m3 = 0.03532 ft3 = 1.308×10-3 yd3 = 0.220 Imp gal (UK) = 0.2642 Gallons (US) = 1.057 Quarts = 2.113 Pints
  • 1 yd3 = 0.7646 m3 = 764.6 dm3 = 27 ft3 = 168.2 Imp. gal (UK) = 202.0 gal (US) = 46,656 Cu.In. = 1616 Pints = 807.9 Quarts = 764.6 Liters
  • 1 pint (pt) = 0.568 dm3 (liter) = 16 fl. oz. (fluid ounce) = 28.88 in3
  • 1 km3 = 109 m3 = 1012 dm3 (liter) = 1015 cm3 = 1018 mm3
  • 1 cm3 = 0.061 in3 = 0.00042 board foot = 2.7496×10-5 bushel (UK) = 2.8378×10-5 bushel (US, dry) = 3.5315×10-5 cu foot = 0.06102 cu inch = 1×10-6 cu meter = 1.308×10-6 cu yard = 0.28156 drachm (UK, liq) = 0.27051 dram (US, liq) = 0.000227 gallon (UK) = 0.00027 gallon (US, dry) = 0.000264 gallon (US, liq) = 0.0074 gill (UK) = 0.00845 gill (US) = 0.001 liter = 0.035195 ounce (UK, liq) = 0.033814 ounce (US, liq) = 0.00182 pint (US, dry) = 0.00211 pint (US, liq) = 0.00088 quart (UK) = 0.00091 quart (US, dry) = 0.00106 quart (US, liq)
  • 1 m3 = 103 dm3 (liter) = 35.31 ft3 = 1.3093 yd3 = 220.0 Imp. gal (UK) = 264.2 gal (US) = 61,023 Cu.In. = 35.31 Cu.Ft = 0.1 decistere
  • 1 Hogshead = 63 gallon = 8.42184 Cu.Ft
  • 1 barrel (UK) = 1.5 bag (UK) = 1.41541 barrel (US, dry) = 1.37251 barrel (US, liq) = 4.5 bushel (UK) = 4.64426 bushel (US, dry) = 5.77957 cu ft = 0.16366 cu meter =  36 gallon (UK) = 163.6592 liter
  • 1 barrel beer = 31.5 gallons beer
  • 1 barrel (US, oil) = 1.33 barrel (US, liq) = 5.61458 cu foot = 42 gallons (US, liq) = 158.9873 liter
  • 1 barrel (US, dry) = 0.969696 barrel (US, liq) = 3.28122 bushel (US, dry) = 4.0833 cu ft = 7056 cu inch = 0.11563 cu meter = 104.999 quart (US, dry)
  • 1 barrel (US, liq) = 1.03125 barrel (US, dry) = 0.75 barrel (US, oil) = 4.2109 cu foot = 7276.5 cu inch = 0.11924 cu meter = 26.22924 gallon (UK) = 31.5 gallon (US, liq) = 119.24 liter =
  • 1 bushel = 1.2445 Cu.Ft. = 32 Quarts (Dry) = 64 Pints (dry) = 4 Pecks
  • 1 bushel (UK) = 0.3333 bag (UK) = 1.03206 bushel (US) = 36368.7 cu cm = 1.28435 cu foot = 2219 cu inch = 8 gallon (UK) =  36.3687 liter
  • 1 bushel (US, dry) = 0.30476 barrel (US, dry) = 0.96894 bushel (UK) = 35239.07 cu cm = 1.24446 cu foot = 2150.42 cu inch = 0.03524 cu meter 0.04609 cu yard = 8 gallon (US, dry) = 9.30918 gallon (US, liq) = 35.23907 liter = 1191.57 ounce (US, liq) = 4 peck (US) = 64 pint (US, dry) = 32 quart (US, dry) = 37.23671 quart (US, liq)
  • 1 quart (qt) = 2 pints = 57.75 in3 = 1/8 dry quarts
  • 1 fluid ounce (fl. oz.) = 2 tablespoons = 1.805 in3 = 29.574 milliliters
  • 1 cord (firewood) = 128 cu foot = 8 cord foot (timber) = 3.6246 cu meter
  • 1 cord foot (timber) = 0.125 cord (firewood) = 16 cu foot
  • 1 peck = 8 dry quarts
  • 1 cup = 8 fl.oz. (fluid ounce)
  • 1 cup (metric) = 200 milliliter
  • 1 cup, tea = 0.25 pint = 142.06 milliliter
  • 1 board foot = piece of lumber 1 foot wide x 1 foot long x 1 inch thick = 2359.74 cu cm = 0.083333 cu foot = 144 cu inch
  • 1 acre foot = 43560 cu foot = 1233.482 cu meter = 1613.33 cu yard = 3.259×105 gallon (US liquid)
  • 1 acre inch = 3630 cu foot = 102.7901531 cu meter = 134.44 cu yard = 27154.286 gallon (US)
  • 1 bucket (UK) = 18184.35 cu cm = 4 gallon (UK)
  • 1 butt (UK. liq) = 16.2549 bushel (US) = 20.2285 cu foot = 0.57281 cu meter = 151.3197 gallon (US)
  • 1 chaldron (UK, liq) = 36 bushel (UK)
  • 1 dram (US, liq) = 3.6967 cu cm = 0.225586 cu inch = 1.04084 drachm (UK, liq) = 0.03125 gill (US) = 3.69669 millimeter = 60 minim (US) = 0.125 ounce (US, liq) = 0.0078125 pint (US, liq)
  • 1 fifth (US, liq) = 17.067 jigger (US, liq) = 0.75708 liter = 25.6 ounce (US, liq) = 1.6 pint (US, liq) = 25.6 pony (US, liq) = 0.8 quartt (US, liq) = 25.6 shot (US, liq)
  • 1 firkin (UK) = 1.125 bushel (UK) =  40914.8 cu cm = 1.44489 cu foot = 1.20095 firkin (US) = 9 gallon (UK) = 40.91481 liter = 72 pint (UK)
  • 1 hectoliter = 2.7496 bushel (UK) = 2.8378 bushel (US, dry) = 1×105 cu cm = 3.5315 cu foot = 26.417 gallon (US, liq) = 100 liter = 3381.4 ounce (US, liq) = 11.351 peck (US)
Volume Flow
  • 1 dm3/s (kg/s water) = 13.20 Imp. gal (UK)/min
  • 1 m3/s = 3,600 m3/h = 1,000 dm3(liter)/s = 35.32 ft3/s = 2,118.9 ft3/min = 13,200 Imp.gal (UK)/min = 15,852 gal (US)/min
  • 1 m3/h = 2.7778×10-4 m3/s = 0.2778 dm3(litre)/s = 9.810×10-3 ft3/s = 0.5886 ft3/min (cfm) = 3.667 Imp.gal (UK)/min = 4.403 gal (US)/min
  • 1 m3/h = 103 dm3(litre)/h = 16.67 dm3(litre)/min = 0.27878 dm3(litre)/s
  • 1 ft3/min = 1.7 m3/h = 0.47 l/s = 62.43 Lbs.H2O/Min.
  • 1 dm3(litre)/s = 10-3 m3/s = 3.6 m3/h = 0.03532 ft3/s = 2.1189 ft3/min (cfm) = 13.200 Imp.gal (UK)/min = 15.852 gal (US)/min = 792 Imp. gal (UK)/h
  • 1 dm3(litre)/s = 60 litre/min = 3,600 litre/h
  • 1 ft3/s = 0.0283168 m3/s = 101.9 m3/h = 28.32 dm3(litre)/s = 60 ft3/min = 373.7 Imp.gal (UK)/min = 448.9 gal (US)/min
  • 1 Imp.gal (UK)/min = 7.57682×10-5 m3/s = 0.273 m3/h = 0.0758 dm3(litre)/s = 2.675×10-3 ft3/s = 0.1605 ft3/min = 1,201 gal (US)/min
  • 1 gal (US)/min =6.30888×10-5 m3/s = 0.227 m3/h = 0.06309 dm3(litre)/s = 2.228×10-3 ft3/s = 0.1337 ft3/min = 0.8327 Imperial gal (UK)/min

Sabtu, 31 Oktober 2015

ruang lingkup, tujuan dan aplikasi termodinamika

Ruang lingkup termodinamika.

Termodinamika adalah satu cabang dari fisika dinamika, yang mempelajari tentang perilaku gerakan energi dan materi, termasuk panas atau bahang (heat, therm) sebagai tenaga atau energi, dan juga mencakup dinamika fluida (fluid dynamics) yang mempalajari tentang aliran fluida (fluid flow), seperti gas, udara, air, dan benda bergerak didalamnya, materi atau pun energi.
Dinamika fluida mencakup aerodinamika dan hidrodinamika. Ada perbedaan mendasar antara termodinamika dengan aerodinamika dan hidrodinamika. Termodinamika hanya berurusan dengan perilaku panas sebagai tenaga, perubahan kuantitas, perpindahan, aliran, perubahan status, dan efek terjadi karena perubahan, tapi tak dengan mekanisme bagaimana perubahan tersebut terjadi. Sedangkan aerodinamika dan hidrodinamika berurusan dengan mekanisme pergerakan dalam aliran. Sehingga dalam kategori, termodinamika dibahas tersendiri sebagai cabang khusus fisika tentang panas, sementara mekanisme aerodinamika dan hidrodinamika dibahas dalam dinamika mekanika. Meski demikian, ada hubungan dan keterkaitan antara tiga cabang fisika ini dalam konteks dinamika. Pembahasan termodinamika dilakukan dalam sistem makro yang mengandung sangat banyak partikel, sehingga variabel atau ubahan termodinamik adalah kuantitas statistik, seperti kompresi atau desakan atau presur [p] atau tekanan, temperatur [T] atau suhu, dan volume [V] ruang lingkup suatu sistem terisolasi, dimana dalam hal ini termodinamika berhubungan dengan dinamika fluida gas, udara, dan air. Meski demikian, dalam konteks tertentu, konsep termodinamika bisa diberlakukan untuk sistem mikro. Termodinamika dan pembahasan termodinamik berlandaskan pada tiga hukum dasar dinamika panas, yang dinamakan sebagai hukum-hukum termodinamik (laws of thermodynamics).

Tujuan thermodinamika.

Adapun tujuan thermodinamika yaitu untuk dapat memahami bentuk-bentuk energi thermodinamika dan mengetahui hukum-hukum dari Thermodinamika.
Bentuk-Bentuk Energi.
Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi thermal, mekanis, kinetis, potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir. Di dalam thermodinamika yang dipelajari adalah besarnya perubahan dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya, bukan menghitung jumlah anergi dari suatu sistem. Bentuk energi dibagi menjadi dua kelompok:
1. Energi Makroskopik:
Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar seperti gravitasi, magnetik, elektrik dan tegangan permukaan. Energi Makroskopik terdiri dari:
· Energi Kinetik ( KE ): Energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap suatu referensi. Adapun besarnya dalam berntuk energi persatuan masa dengan: * m= satuan masa media pembawa energi * v = satuan kecepatan gerakan masa
 · Energi Potensial ( PE ): Energi yang disebabkan oleh elevasinya dalam medan gravitasi, besarnya adalah: PE= m.g.z
2. Energi Mikroskopik:
Berhubungan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas molekul. Jumlah total energi mikroskopik disebut energi dalam (internal energy) , dengan simbol U. Energi Mikroskopik terdiri dari:
 · Energi Sensibel :
 Berhubungan dengan energi kinetik dan gerakan (translasi, rotasi, vibrasi) molekul sistem.
 · Energi Latent :
 Berhubungan dengan fasa dari sistem, mencair, menguap dll.
 · Energi Kimia :
Berhubungan dengan ikatan atm-atom dalam sistem. Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi oleh energi kinetik,energi potensial dan energi dalam.
Hukum-hukum termodinamika.
Energi Dalam Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan energi dalam gas. Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol −1 K −1 , dan ∆T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).



Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
· Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
· Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
· Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
· Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut . Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

Hukum termodinamika I,II,III
Hukum Pertama Termodinamika: Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum kedua Termodinamika: Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum ketiga Termodinamika: Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut . Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.

Aplikasi termodinamika dalam kehidupan sehari-hari.

Aplikasi termodinamika banyak sekali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh simple dari termodinamika ialah perubahan suhu tubuh. Selain itu ada banyak sekali peralatan rumah tangga yang memanfaatkan konsep termodinamika.Termodinamika merupakan
suatu ilmu yang mempelajari tentang perubahan suhu atau perubahan panas. Berbicara tentang termodinamika tidak lepas dari suhu dan kalor.
Aplikasi termodinamika yang sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah adanya embun diluar gelas yang berisi es.
Hal ini disebabkan udara yang berada di luar
gelas (sistem) banyak mengandung uap air,
gelas yang berisi es bersuhu rendah dan
terasa dingin sehingga udara yang
bersentuhan dengan gelas akan mengalami
penurunan suhu. Udara yang mengandung
uap air juga akan mengalami penurunan
suhu. Jika suhu udara sudah sangat rendah
maka uap air akan mengembun dan berubah
menjadi tetesan-tetesan air di luar gelas
tersebut. Peristiwa tersebut sesuai dengan
hukum II Termodinamika. Pada peristiwa
tersebut terjadi proses penyerapan panas di
dalam gelas. Peristiwa tersebut merupakan
sistem tertutup karena hanya terjadi proses
pertukaran kalor dan tidak terjadi proses
pertukaran zat. Peristiwa tersebut
menggunakan media sebagai pembatas rigid
yaitu mempertukarkan kalor menggunakan
gelas sebagai media.
Aplikasi
termodinamika yang lainnya ialah termos.
Termos merupakan alat yang cara kerjanya
menggunakan konsep hukum I
Termodinamika. Termos merupakan sebuah
sistem terisolasi, hal ini karena tabung yang
digunakan sebagai wadah untuk menyimpan
air terisolasi dengan lingkungan luarnya. Di
antara tabung bagian dalam termos dengan
bagian luar dipisahkan oleh suatu ruang
hampa udara. Ruang hampa udara ini
berfungsi untuk mencegah perpindahan kalor
antara lingkungan dengan tabung bagian
dalam termos ataupun sebaliknya
Aplikasi hukum termodinamika juga dijumpai
pada manusia dan hewan. Dapatkah kamu
menjelaskannya ? manusia melakukan kerja
karena manusia mempunyai energi.
Darimanakah manusia memperoleh energi ?
iya benar sekali, manusia mendapatkan
energi dari makanan yang dimakan.
Makanan yang dikonsumsi manusia
mengandung energi kimia. energi kimia yang
masuk ke dalam tubuh dari makanan
menyebabkan energi kimia di dalam tubuh
juga akan bertambah. Energi tersebut
digunakan manusia untuk melakukan kerja
baik untuk bekerja, belajar, berolahraga dan
melakukan aktivitas yang lain. Energi
tersebut juga digunakan untuk mengganti
sel-sel tubuh yang rusak ataupun untuk
pertumbuhan. Ketika melakukan kerja atau
aktivitas secara tidak langsung kita
membuang kalor pada lingkungan melalui
keringat. Sisa-sisa eergi yang tidak
digunakan juga akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses metabolisme. Setelah
melakukan kerja energi di dalam tubuh akan
menurun dan perut terasa lapar, sehingga
kita disarankan untuk makan lagi agar tubuh
tetap mempunyai energi yang cukup untuk
beraktivitas kembali.
Demikianlah sekilas tentang aplikasi
termodinamika dalam kehidupan sehari-hari.

Senin, 10 Desember 2012

TEORI MESIN GERINDA

MESIN GERINDA 

 

1.1 Definisi Mesin Gerinda
Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki konstruksi yang
sangat kokoh.




1.2 Jenis-Jenis Gerinda :

1.2.1 Gerinda tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.







Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11000 - 15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda, yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu grinda yang dikhususkan untuk memotong. Untuk mengetahui komposisi kandungan batu gerinda yang sesuai untuk benda kerjanya dapat dilihat pada artikel spesifikasi batu gerinda.
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar, karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar. Untuk itu kita perlu menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti pelindung mata, pelindung hidung (masker), sarung tangan, dan juga perlu menggunakan handle tangan yang biasanya disediakan oleh mesin gerinda. Tidak semua mesin gerinda tangan menyediakan handle tangan, karena mesin yang tidak menyediakan handle tangan biasanya tidak disarankan untuk digunakan pada benda kerja non-logam.
Untuk memotong kayu kita dapat menggunakan mata gergaji circular ukuran 4″ seperti yang disediakan oleh merk eye brand dan GMT. Untuk memotong bahan bangunan seperti bata, genteng, beton, keramik, atau batu alam kita dapat menggunakan mata potong seperti yang disediakan oleh merk Bosch atau Makita. Untuk membentuk atau menggerinda bahan bangunan juga dapat menggunakan mata gerinda beton seperti yang disediakan oleh merk Benz. Untuk menggerinda kaca kita juga dapat menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk kaca. Tetapi selain menggunakan batu atau mata yang tepat kita juga harus dapat menggunakan mesin gerinda tangan yang tepat pula.
Dari beberapa pilihan merk dan tipe mesin gerinda tangan, mesin gerinda tangan ukuran 4″ adalah mesin gerinda yang banyak disediakan di pasaran. Mesin gerinda tangan ukuran ini banyak digunakan untuk hobby dan usaha kecil dan menengah, sedangkan ukuran yang lebih besar biasanya lebih banyak digunakan untuk industri-industri besar.
Pada mesin gerinda ukuran 4″ beberapa merk terkenal (seperti : Makita, Bosch, Dewalt) memberikan minimal 2 pilihan yaitu yang standard dan yang bertenaga lebih besar. Tipe standard biasanya memiliki daya listrik berikisar antara 500 - 700 watt (Makita 9500N / 9553B, Bosch GWS 6-100, Dewalt DW810) sedangkan yang bertenaga lebih besar memiliki daya lebih besar dari 800 watt (Makita 9556NB, Bosch GWS8-100C / CE, Dewalt D28111). Pada dasarnya semua keperluan cukup menggunakan tipe standard, penggunaan mesin dengan tenaga yang lebih besar diperlukan untuk benda kerja yang lebih keras, seperti stainless steel, logam yang lebih keras, keramik, batu alam atau beton. Mesin tipe standar yang digunakan untuk material-material tersebut umumnya lebih cepat panas dan berumur lebih pendek, karena pada material yang lebih keras, mesin bekerja lebih keras sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar dan ketahanan panas yang lebih tinggi.
Khusus untuk benda kerja berupa kaca, karena sifat materialnya, kita membutuhkan mesin gerinda dengan kecepatan lebih rendah. Dan yang menyediakan mesin untuk keperluan ini adalah merk Bosch dengan tipe GWS 8-100CE, mesin ini memiliki fitur berupa pengaturan akecepatan, yang tidak dimiliki merk lainnya. Dengan demikian kita dapat mengatur mesin pada kecepatan rendah sehingga mengurangi resiko rusak pada benda kerja. Selain itu karena fitur ini, mesin gerinda Bosch GWS 8-100CE ini juga dapat digunakan untuk memoles mobil. Cukup dengan menggunakan piringan karet dan wol poles yang sesuai.
Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba guna, dapat digunakan untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan bangunan, kaca dan juga memoles mobil. Dengan menggunakan mesin dan mata yang tepat maka kita dapat menggunakan mesin gerinda dengan optimal. Tetapi tak lupa kita juga perlu memperhatikan keselamatan kerja.




1.2.2 Mesin Gerinda Duduk
Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya.
Selain untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat sukucadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin lainnya.

1.2.2.1 Komponen-komponen Mesin Gerinda Duduk

Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sehagai peredam
getaran yang baik. fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang kepala rumah
spindel.
Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagal arah.
Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi basil kerja proses gerinda karena diatas meja inilah Benda kerja dilelakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic chuck yang dikencanukan pada meja ini.

1.2.1 Power Transmission
Power Transmission grinda dilindungi oleh pelindung tetap sebagai peredam getaran. Power Transmission grinda berupa spindle.
1.2.2 Point Of Operation
Point Of Operation grinda ini merupakan bagian mesin yang dirancang untuk mengasah atau rnengikis benda kerja.
1.2.3 Pelindung yang Dapat Diatur
Pelindung ini adalah safety glass, di mana dirancang untuk melindung bagian atas badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.
1.2.4 Heavy wheel guard
Heavy wheel guard bertujuan untuk melindung gerinda pada saat berputar dan merupakan pelindung tetap.
1.2.5 Meja Benda
Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan mempengaruhi hasil dan penggerindaan.

1.2.3 Mesin gerinda Silindris
A. Pengertian
Mesin gerinda silindris adalah alat pemesinan yang berfungsi untuk membuat
bentuk-bentuk silindris, silindris bertingkat, dan sebagainya. Berdasarkan
konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris dibedakan mejadi menjadi empat
macam.

A. Gerinda silindris luar
Mesin gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar benda
kerja yang berbentuk silindris dan tirus.


B. Mesin gerinda silindris dalam
Mesin gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda
dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.


C. Mesin gerinda silinder luar tanpa center (centreless)
Mesin gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter luar
dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek


D. Mesin gerinda silindris universal
Sesuai namanya, mesin gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda
kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silinder

Bagian-bagian mesin gerinda silindris

1) Kepala utama
Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda.
2) Spindel utama benda kerja (workhead)
Bagian yang mengatur kecepatan putar dan pencekaman benda kerja.
3) Kaki mesin
Sebagai pendukung mesin.
4) Panel kontrol
Bagian pengatur proses kerja mesin.
5) Meja bawah
Dudukan meja atas.
6) Meja atas
Tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan dapat diatur sudutnya.
7) Kepala lepas (tailstock)
Menyangga benda kerja pada pencekaman di antara dua senter.
8) Perlengkapan pendingin
Tempat pengatur aliran cairan pendingin

c. Perlengkapan Mesin Gerinda Silindris
1) Cekam rahang tiga

Cekam rahang tiga universal ini digunakan untuk mencekam benda kerja pada
saat penggerindaan. Cekam ini dihubungkan langsung dengan motor penggerak.

2) Collet
Collet pada mesin gerinda silinder ber-fungsi untuk mencekam benda kerja
dengan permukaan yang halus.

3) Face Plate
Face plate pada mesin gerinda silinder digunakan untuk menggerinda
permukaan diameter dalam benda kerja. Face plate juga bisa berfungsi
sebagai pengganti ragum (chuck).

4) Pembawa (lathe dog)
Pembawa pada mesin gerinda silindris digunakan untuk mencekam benda
kerja pada pencekaman di antara dua senter.

5) Senter dengan ulir
Pada mesin gerinda silinder alat ini berfungsi sebagai senter penyangga
dan dipasang pada spindel utama benda kerja untuk pencekaman di antara
dua senter.

6) Senter tanpa ulir
Senter tanpa ulir ini berfungsi sebagai penumpu benda kerja.


7) Cekam magnet
Cekam magnet pada mesin ini berfungsi untuk mengikat benda kerja
berdiameter agak besar tetapi pendek. Cekam magnet ini mempunyai prinsip
kerja yang hampir sama dengan meja pada mesin gerinda datar.

8) Dial indicator
Dial indicator pada mesin ini digunakan untuk mengoreksi kemiringan meja mesin.

9) Penyangga tetap (fix steady)
Penyangga tetap ini berfungsi untuk menumpu benda kerja yang cukup
panjang, pada saat proses penggerindaan.

10) Pengasah batu gerinda (dresser)
Dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Dresser ada dua
macam, yaitu dresser dengan intan tunggal dan dresser dengan butiran
intan yang disatukan.

d. Pencekaman Benda Kerja pada Mesin Gerinda Silindris

Pencekaman adalah proses pengikatan benda kerja sebelum proses
pengerjaan, pengikatan ini bertujuan agar pada saat proses pengerjaan, benda
kerja tidak lepas karena adanya putaran mesin. Berikut ini cara pencekaman
benda kerja, dengan menggunakan alat cekam yang support dengan mesin
gerinda silindris.
Memasang dan melepas benda kerja pada sistem pencekaman cekam rahang
tiga
a) Untuk menghindari kerusakan ulir spindel utama benda kerja dan cekam,
bersihkan ulir dengan baik.
b) Tekan pena pengunci ketika memasang cekam, agar spindel utama tidak
berputar


c) Cekam rahang tiga dipasang pada spindel utama benda kerja dengan cara
memutar searah jarum jam

d) Kunci ring pengikat pada leher cekam dengan kuat untuk menghindari
lepasnya cekam pada saat motor dijalankan



e) Memasang benda kerja dapat dilakukan dengan memutar lubang kunci cekam
searah jarum jam dan sebaliknya untuk melepasnya

Memasang dan melepas benda kerja pada sistem pencekaman di antara
dua senter
a) Lubang poros spindel utama benda kerja, senter, dan lubang poros kepala
lepas harus dibersihkan dengan baik.
b) Senter dipasang pada spindel utama benda kerja dan kepala lepas.
Kemudian pasang pin pembawa pada poros spindel utama benda kerja

c) Benda kerja diikat salah satu ujungnya dengan mengunakan alat pembawa
(Lathe dogg)

d) Jarak antara senter spindel utama benda kerja dan senter kepala lepas harus
diatur lebih pendek (±10 mm) dari panjang benda kerja


e) Untuk menghindari panas akibat gesekan, lumasi kedua lubang senter benda
kerja dengan oli

e. Proses Pemesinan
1) Pemilihan batu gerinda

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan batu
gerinda yang akan digunakan, antara lain sebagai berikut.
a) Sifat fisik benda kerja, menentukan pemilihan jenis butiran abrasive.
Tegangan tarik tinggi – AL2O3, tegangan tarik rendah – SiC, Boron
nitrid dan intan.
b) Banyaknya material yang harus dipotong dan hasil akhir yang diinginkan,
menentukan pemilihan ukuran butiran abrasive.
c) Busur singgung penggerindaan
Busur singgung besar →Batu gerinda lunak.
Busur singgung kecil →Batu gerinda keras.

2) Faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan batu gerinda
a) Kecepatan putar batu gerinda.
b) Kecepatan potong benda kerja.
c) Konstruksi mesin.
Kecepatan potong adalah faktor yang berubah-ubah dan mempengaruhi
dalam pemilihan tingkat kekerasan batu gerinda.

g. Mengoperasikaan Mesin Gerinda Silindris

Gambar 10.58 Langkah mengoperasikan mesin gerinda silindris


1) Saklar utama
Langkah pertama sakelar utama di-”ON”-kan pada saat akan menghidupkan mesin.
Bagian ini berfungsi menghubungkan aliran listrik dari jala-jala listrik ke mesin.
2) Spindel gerakan meja
Atur spindel gerakan meja dengan memutar searah putaran jarum jam, atur
panjang langkah meja sesuai panjang benda kerja, maka secara otomatis
poros spindel utama benda kerja berputar.

3) Tombol batu gerinda
Tekan sakelar batu gerinda untuk menggerakkan batu gerinda.
4) Spindel meja melintang
Putar spindel meja melintang untuk melakukan pemakanan penggerindaan.


1.2.4 Mesin Gerinda Datar
a. Pengertian

Penggerindaan datar adalah suatu teknik penggerindaan yang mengacu
pada pembuatan bentuk datar, bentuk dan permukaan yang tidak rata pada
sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar.
Pada umumnya mesin gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan
yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik.
Benda kerja dicekam pada kotak meja magnetik, digerakkan maju mundur
di bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis. Berdasarkan sumbu utamanya, mesin gerinda datar dibagi
menjadi 4 macam.
1) Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik. Mesin gerinda
ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata
dan menyudut.
Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar, mesin jenis ini
dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros


Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik, mesin jenis ini
digunakan untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar, dan
menyudut


2) Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar, mesin jenis
ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros (lihat

Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam.
1) Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan
secara manual (tangan) dan otomatis mesin.
2) Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program
(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).


b. Bagian-Bagian Utama Mesin Gerinda Datar

1) Spindel pemakanan batu gerinda
Penggerak pemakanan batu gerinda.
2) Pembatas langkah meja mesin
3) Sistem hidrolik
Penggerak langkah meja mesin.
4) Spindel penggerak meja mesin naik turun
5) Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6) Tuas pengontrol meja mesin
7) Panel kontrol
Bagian pengatur prises kerja mesin.
8) Meja mesin
Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9) Kepala utama
Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan pemakanan.



c. Perlengkapan mesin gerinda Datar
1) Meja magnet listrik

Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh
aliran listrik (lihat Gambar 10.8). Pada mesin gerinda datar yang berfungsi
sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin gerinda itu sendiri.

Proses pencekaman benda kerja menggunakan meja magnet listrik,
sebagai berikut.
a) Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi OFF.
Benda kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada
posisi garis kerja medan magnet.
b) Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik. Batangan-batangan
yang di ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub magnet utara
dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik.

c) Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan logam
nonferro yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet.
d) Melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang
menuju pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off.

2) Meja magnet permanen

Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat
pada pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet
yang mengaliri meja bersifat permanen, proses pencekaman benda kerja
menggunakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama
dengan proses pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar pada
umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini
dengan mesin gerinda pada umumnya.


Perbedaan tersebut sebagai berikut.
a) Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
b) Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti
magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
c) Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
aliran medan magnet.
d) Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub
sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub
luar (plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan
plat bawah sehingga benda kerja akan tercekam.
e) Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang
terdapat pada pencekam magnet.
f) Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet
dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan
sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga
benda kerja tidak tercekam.
3) Ragum mesin presisi
Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah benda kerja yang
semua bidang digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling
tegak lurus dan sejajar.



1.2.8 Mesin Gerinda Vertikal

Mesin asah rata vertical :
1. Handal untuk memindahkan motor dengan pakai asah
2. Kolom disekelilingnya berputar motor dengan pakai asah
3. Tombol untuk setelan halus
4. Motor listrik dengan pakai asah
5. Pegangan untuk memutar
6. Batu asah segmen
7. Lemari lindung
8. Pelat tambat maknetis
9. kaki

1.3 Batu Gerinda
Penampang roda (batu gerinda yang sering digunakan untuk mengasah alat-alat potong adalah sebagai berikut : roda rata, roda pembentuk, roda topi/mangkuk,roda cakra dan roda silinder
Roda gerinda merupakan pahat/pisau penyayatnya dan mesin gerinda, hasil yang bagus dapat dicapai dengan meng-gunakan tipe yang benar, putaran roda dalam kecepatan yang sesuai untuk benda kerja yang sedang dikerjakan. Roda gerinda di buat dari butiran pengasah dan perekat. Susunan dan ukuran iran pengasah dan macam dari perekat sangat menentukan daan batu gerinda. Pada setiap batu gerinda biasanya terdapat: bush yang sesuai dengan spindel mesin; penyekat/pembatas antara flens dengan batu gerinda yang mana sifat-sifat dari roda gerinda dituliskan juga di sini.
Ada dua jenis butiran pengasahan yang digunakan dalam pembuatan roda gerinda yakni: aluminium oksid dan silikon karbid.
a Aluminium oksid: adalah pengasah yang dibuat dari bijih aluminium (bauksit) yang dipanaskan dalam dapur tinggi listrik dalam suhu yang sangat tinggi (.2100° C).
b Silikon karbid: dibuat dari pasir silika dan karbon dalam dapur listrik, temperatur dapur yang tinggi mencampurkan silika dan karbon dalam bentuk kristal silikon karbid, kristal-kristal ini dihancurkan dan dipisah-pisahkan dengan menggunakan saringan.
Pengasah silikon karbit lebih keras dari aluminium oksid dan digunakan untuk menggerinda bahan-bahan keras seperti dan keramik. Logam-logam non ferro jangan digerinda dengan pengasah ini.
Bahan pengasah dihancurkan dan disaring menggunakan saringan sehingga mempunyai beberapa tingkat kekasaran, ukuran butiran dinyatakan dengan nomor dari 8 (kasar) sampai 600 (halus sekali), sebagai contoh: ukuran butiran 30 berarti butiran akan menembus penyaring dengan jumlah mata jala 27/inci dan akan tertahan pada penyaring 33 mata jala per inci.
Biasanya batu gerinda dengan butiran pengasah yang halus akan menghasilkan permukaan penggerindaan yang halus untuk pekerjaan penyelesaian, batu gerinda dengan butiran pengasah yang kasar akan menghasilkan permukaan penggerindaan yang kasar untuk pekerjaan permulaan.
Bila memilih batu gerinda perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: )> Benda kerja yang digerinda. > Permukaan/hasil penggerindaan yang diinginkan.
> Banyaknya benda kerja yang benda kerjayang akan digerinda/tebal tipisnya benda kerja yang akan dikurangi dalam penggrindaan
Struktur butiran menunjukkan jarak antara masing-masing butiran pengasahan dalam batu gerinda, struktur ditentukan oleh ukuran butiran dan jenis bahan perekatnya

Perekat atau bond adalah suatu bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan butiran pengasah untuk membentuk susunan batu gerinda, jenis perekat batu gerinda adalah; vitrified, silikat dan organik.
a Vitrified bond: suatu campuran tanah liat dicampur dengan butiran pengasah pada suhu kira-kira 1100°C - 1350°C, roda gerinda ini peka terhadap hentakan dan pukulan tetapi tidak berubah karena panas atau dingin dan tidak dipengaruhi oleh air, asam atau perubahan temperatur.
b Silikat bond: Sodium silikat dicampur dengan butiran pengasah dan campuran dicetak dengan tekanan untuk membentuk sebuah roda gerinda, sesudah pengeringan dan perlakuan panas roda gerinda yang dihasilkan mempunyai daya rekat yang lebih kecil bila dibandingkan dengan vitrified bond. Dengan perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepas dan pada vitrified bond. Silikat bond biasanya digunakan perekat pada roda gerinda yang besar. Batu gerinda silikat bond memotong/mengasah dengan baik dengan menimbulkan kelebihan panas dan sering digunakan untuk gerinda rata.
c Organis Bond : Roda gerinda jenis organis bond boleh digunakan kecepatan
putaran tinggi dengan aman dan dapat gunakan dalam pekerjaan kasar. Kekuatan memegang batu gerinda adalah kemarnpuan perekat memegang butiran-butiran pengasah melawan pelepasan-pelepasan dan menahan tekanan dalam penggerindaan. Tingkatan perekat menentukan apakah butiran-butiran pengasah terikat kuat atau tidak, butiran-butiran pengasah akan mudah terlepas bila perekatnya renggang, untuk ini kita sebut lunak. Roda gerinda keras bila perekatnya padat. Kekerasan roda tidak tergantung oleh kekerasan bahan pengasah tetapi tergantung dari komposisi dan jenis perekatnya. Gunakan roda gerinda dengan perekat yang keras untuk benda kerja yang lunak.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih batu gerinda yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan adalah :
a Jenis penggerindaan : mungkin pekerjaan dikerjakan pada gerinda rata,
gerinda silinder, gerinda dalam atau gerinda alat, untuk keperluan ini
gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang
sesuai dengan keperluan pengerjaan.
b Material (bahan) yang digerinda: bahan benda kerja biasanya dari logam
(metal), dari sifat metal yang dikerjakan kita harus memilih roda gerinda.
c Jenis pengasah dan perekat: Pada umumnya untuk menggerinda bahan yang lunak digunakan batu gerinda dengan perekat yang keras dan untuk bahan yang keras dengan perekat yang lunak.
d Banyaknya bahan yang digerinda : bila bahan yang digerinda cukup besar gunakan batu gerinda dengan butiran yang kasar. Dalam pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong penggerindaan hanya tipis saja untuk ini diperlukan batu gerinda dengan butiran pengasah yang halus.
e Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : Roda gerinda dengan butiran pengasah yang kasar dan struktur terbuka menghasilkan hasil akhir yang kasar, butiran pengasah yang halus dengan struktur tertutup akan menghasilkan hasil akhir yang halus.
f Busur singgungan : Usahakan bidang singgung antara permukaan batu
gerinda dengan benda kerja sebanyak mungkin.
g Kecepatan roda gerinda : kecepatan roda gerinda tergantung dari jenis
pekerjaan penggerindaan, gunakan kecepatan sesuai dengan standar
kecepatan yang ditentukan oleh pabrik, bila kecepatan rendah harus
digunakan roda gerinda dengan perekat yang kuat. Jangan menggunakan
kecepatan putaran yang lebih tinggi dari yangtelah ditentukan oleh pabrik.
h Kecepatan benda keria : makin cepat gerak benda kerja akan
mengakibatkan ausnya/terkikisnya roda batu gerinda, jadi untuk kecepatan
benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda dengan perekat yang
lebih keras.
i Kondisi mesin : kondisi dan jenis dari mesin akan menentukan hasil pada
benda kerja.
j Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : bila kita menentukan roda gerinda sebaiknya kita pilih sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
Memasang batu asah/gerinda pada poros mesin harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain: diameter luar dan diameter lubang batu gerinda hams sesuai dengan kapasitas mesin gerinda, dalam hal ini tidak boleh dipaksakan karena ber-bahaya misalnya kapasitas mesin itu untuk batu gerinda yang berukuran 8" dan diameter lubangya %" dengan tebal 1" dipasang batu gerinda yang berukuran lebih dari itu. Sebelum batu gerinda diikat dengan mur maka pada kedua sisinya harus dipasang Hens sebagai cincin jepit dan agar supaya daya jepitnya merata, maka antara flens dan batu gerinda dipasang pula cincin karton atau cincin karet dengan demikian kecil kemungkinan pecahnya batu gerinda dengan adanya jepitan tersebut.

Masuknya batu gerinda pada poros mesin tidak boleh terlalu longgar jika sanggat longgar akan mengakibatkan tidak sepusatnya perputaran batu itu yang berarti pula hasil asahanya tidak akan baik, juga bagi mesin itu sendiri akan mengakibatkan getaran-getaran poros dengan batu yang lambat laun dapat memecahkan batu tersebut.




Pemilihan roda gerinda biasanya berdasarkan pada,

- Bahan dan kekerasan benda yang digerinda, untuk bahan dengan
kekuatan tarik tinggi, digunakan roda gerinda dari Aluminium
oksida. Bahan tersebut antara lain, Baja karbon, Besi tempa,
Perunggu kenyal, Tungsten, Baja campuran , dll.
Untuk bahan dengan kekuatan tarik rendah, yaitu Besi kelabu,
Kuningan, Perunggu, Aluminium, tembaga, granite, dll. Gunakan
roda gerinda Silicon carbida. Selain itu, gunakan roda gerinda keras
untuk bahan yang lunak, dan roda gerinda lunak untuk bahan yang
keras.

- Volume bahan yang digerinda, untuk volume bahan buangan yang
besar gunakan roda gerinda yang berbutir besar dan kasar,
termasuk bahan yang liat. Sedangkan roda gerinda berbutir halus
digunakan untuk volume sedikit (tipis untuk finishing), termasuk
bahan yang keras.

- Besarnya busur singgungan antara roda gerinda dan benda kerja,
busur singgungan besar berarti luasan gesekan juga luas, maka
roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak
dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran
halus.

1.4 Prinsip kerja mesin gerinda
Prinsip kerja dari mesin penggerindaan ini adalah dimana sebuah batu gerinda digerakkan dengan menggunakan sebuah motor AC. Yang mana dibantu dengan motor stepper. Fungsi dari motor stepper ini sendiri adalah untuk menggerakkan sebuah Linear, dimana gerakan dari motor stepper itu menaik menurunkan, memaju dan memundurkan Linear.



1.5 FUNGSI MESIN GERINDA
1. Menggerinda Permukaan Sejajar
Dalam menggerinda suatu benda kerja kita tidak selalu mendapatkan benda kerja dalam keadaan yang sudah rata, untuk itu kita perlu membuat suatu pedoman, dalam menggerinda suatu kerja belum rata, sebaiknya tidak kita gunakan cekam magnet pada ragum, sesudah kita buat bidang pedoman kita pindahkan pada cekam magnet.
2. Menggerinda Permukaan Vertikal
Untuk mengerinda dua permukaan vertical pada benda kerja berturut-turut sebagai berikut :
 Pilih roda gerinda yang sisi-sisinya baik atau kalau tidak ada perbaiki lebih dahulu permkaaan atau sisi roda gerinda yang ada dengan menggunakan pengasah intan (diamond dresser).
 Pasang benda kerja pada cekam magnet pada kedudukan yang sesuai untuk penggerindaan.
 Periksa karatan benda kerja menggunakan dial indicator (jam ukur).
 Atur pembatas otomatis gerak meja sesuai dengan langkah yang diinginkan.
 Gerinda permukaan bagian belakang dengan menggunakan gerakan meja.
 Pindah roda gerinda ke depan untuk menggerinda permukaan benda kerja bagian depan, periksa kedudukan benda kerja.
 Gerinda sisi muka benda kerja dengan menggunakan gerakkan meja.

3. Menggerinda Pahat
 Perriksa secara visual keadaan sudut potong, pertahankan jika sudah betul.
 Pegang pahat dengan tangan kiri dan sangga (sokong) dengan tangan pada dudukan.
 Pegang kepala pahat dengan tangan kanan dan gerakkan sehingga sisi potong perlahan-lahan ke muka dank e belakang dan gerakkan pahat melintang bidang roda gerinda.
 Balikkan pahat dan gerinda sisi potong lain.

4. Menggerinda Bor:
 Periksa secara visual keadaan sudut potong dan yakinkan apakah sudah betul atau masih memerlukan perbaikan.
 Dukung mata bor kira-kira 40 mm dan ujung sisi potong dengan satu tangan dan pegang tangkai bor dengan tangan lain.
 Tepatkan sisi potong bor pada roda sedemikian sehingga sejajar dengan bidang roda.
 Tempatkan jari sedekat mungkin kepada ujung bor pada dudukan dan sisi potong sedikit menyentuh tepi roda.
 Gunakan pendinginan untuk penggerindaan ini guna mencegah pemanasan lebih.
 Berikan tekanan ringan ke muka dan gunakan dudukan sebagai titik kendali, turunkan perlahan lahan tangan yanh memegang gagang bor pada saat menekan mata bor. (SUMBER : DEDY RUSMADI, 1998)


1.6 ALAT-ALAT PERLENGKAPAN
1. Kaca Pelindung
Kaca pelindung ini harus di gunakan karena agar terhindar dari kerusakan mata. Saat menggerinda suatu permukaan benda akan timbul radiasi atau suatu permukaan benda akan timbul radiasi atau percikan bunga api yang sangat keras, maka dari itu penggunaaan kaca pelindung saat bekerja perlu digunakan.
2. Slop Tangan
Tangan merupakan bagian tubuh yang paling penting saat menggerinda. Maka untuk bekerja dengan selamat dan hasil gerinda yang diharapkan memuaskan maka disarankan memekai pelindung gerinda.
3. Masker
Selain kaca pelindung digunakan juga masker mulut supaya serpihan-serpihan benda yang di gerinda dan loncatan bunga api bias diantisipasi mengenai mulut.
4. Sepatu Besi
Benda-benda yang digerinda bukanlah benada ringan melainkan benda-benda berat (logam) seperti besi, aluminium dan lain-lain. Jika suatu saat benda barat itu jatuh lalu menimpa kaki, maka bisa di hindarkan